Jumat, 15 November 2013

PC UNTUK HOME RECORDING


Spesifikasi Hardware Apakah yang dibutuhkan untuk membuat sebuah PC guna Digital Home Recording ?
Untuk mendapat kualitas audio terbaik  sudah pasti soundcard adalah solusi utama untuk mencapai tujuan tersebut. Banyak sekali soundcard di pasaran. Selain sesuai dana, kita harus mempertimbangkan fitur-fitur dari soundcard tersebut. Selain itu, memilih komponen pendukung untuk recording audionya harus sesuai dengan kebutuhan kita. Bagaimana mengoptimalkan soundcard dan komponen pendukung lainnya?
Komponen-komponen pembangun sebuah PC untuk Digital Home Recording adalah sebagai berikut :
1. HardDrive atau HardDisk
Terkadang susah menemukan hard disk bermerek yang sesuai spek. Namun yang terpenting gunakan hard disk dengan speed minimal 7200rpm atau yang lebih optimal lagi adalah 10000rpm. Sangat tidak dianjurkan memilih speed hardisk 5400rpm. Karena waktu recording disk berputar terus dan ini memerlukan kecepatan tinggi untuk akurasi penerimaan dan penulisan input. Meminimalis delay atau waktu tunda atau latency. Misal waktu jreng gitar atau membunyikan alat musik lainnya seketika lansung diterima oleh software recording(latency mendekati 0 detik). Gunakan Kapasitas hardisk seoptimal mungkin karena jenis data yang digunakan software digital recording biasanya sangat besar, terutama pada penggunaan sample rate yang tinggi.
FAQ (Frequently Ask Question)
Q : Merek??
A : Seagate Sata(lebih baik SATA dari pada IDE) adalah yang paling umum,
karena beberapa jenis dapat memberikan speed sesuai rekomendasi di
atas. Merk lain juga boleh misal WD raptor, Hitachi, dll
Q : Harga??
A : Sangat fluktuatif, bisa dilihat di brosur-brosur pameran. Minimal 1,5juta.

2. Processor
Dalam recording, komputer dapat hidup berjam-jam dengan memaksimalkan fungsinya. Software recording tidak seperti game yang membutuhkan kinerja maksimal di semua lini PC. Sudah pasti pemilihan processor yang tidak cepat panas tapi memiliki kinerja optimal adalah solusi terbaiknya. Minimal dual core, Pentium atau AMD terserah sesuai selera. Kedua jenis processor itu dapat bekerja maksimal berjam-jam lamanya tanpa mengkhawatirkan suhu dan performanya terutama ketika melakukan squencer.
FAQ (Frequently Ask Question)
Q :AMD cepat panas jika digunakan dalam waktu lama terutama??
A :Memang AMD memiliki suhu relatif lebih tinggi sehingga daya tahan
terhadap panas lebih bagus dari pada pesaingnya.
Q : Rekomendasi??
A : Apapun, asal jangan processor kelas dua seperti celeron dan dual core
rendahan.
Q : Bagaimana dengan Motherboard??
A : Tidak terlalu masalah, hampir semua motherboard sekarang dapat terintegrasi
dengan soundcard external.
3. VGA
Terkadang dalam recording, kita memerlukan dua monitor untuk melihat aplikasi yang sedang digunakan. Misal beberapa squencer membutuhkan dua tampilan yaitu edit window dan mixer window. Kedua fasilitas tersebut biasanya dimiliki oleh VGA card out board tetapi beberapa onboard VGA juga sudah mendukung fasilitas ini.
FAQ (Frequently Ask Question)
Q : Ada rekomendasi merk??
A : Untuk VGA masih dipegang 2 pabrikan utama yaitu ATI dan Nvidia
Q : Spesifikasi??
A : Beberapa VGA yang suport dualport misalnya Jaton nVIDIA GeForce
FX5200 Dual VGA Video Card atau ATI Fire GL V7300 Graphics Adapter.
Q : Mahal juga ya??
A : Beberapa onboard VGA juga memiliki fasilitas multimonitor, tinggal
bagaimana mengoptimalkannya.
3. RAM
Beberapa software recording seperti Nuendo, GuitarRig, Cubase, Sonar, dll memerlukan RAM minimal 512Mb, recommended 1Gb. Penggunaan lebih dari satu macam software pasti memerlukan jumlah RAM yang lebih tinggi
FAQ
Q : Rekomendasi besar RAM??
A : Tergantung software yang sering kita gunakan. Bacalah system requirement
dari software tersebut, sebagai patokan gunakan recommended nya untuk
mendapat hasil optimal.
4. Power Supply
Jika PC tersebut hanya menggunakan sebuah harddisk, power supply dengan daya 350W-400W sudah cukup.
FAQ
Q : Rekomendasi??
A : Banyak sekali, gunakan yang stabil. Sebagai optimasi, gunakan jenis yang
memiliki cadangan energi terutama ketika listrik mati sehingga kita memiliki kesempatan untuk menyimpan hasil recording kita terlebih dahulu.
5. Soundcard
Soundcard adalah sebuah alat, yang mengubah sinyal audio analog (yang keluar dari gitar, kibor, mic) menjadi digital (10100101010), agar bisa dibaca oleh komputer, dan disimpan sebagai data .wav atau .mp3 atau lainnya. (proses merekam).
Soundcard sangat menentukan kualitas audio yang terekam dengan audio yang diputar. Hal yang perlu diperhatikan adalah latency, soundcard recording yang baik harus mempunyai latency yang sangat kecil bahkan mendekati nol karena kita tidak mau sinyal audio yang direkam, akan sepersekian detik terlambat. rata rata soundcard onboard standar komputer PC, memiliki latency yang cukup besar. sehingaga tidak dianjurkan untuk melakukan multitrack recording dengan soundcard onboard. Di panggung, memainkan alat musik drum, bass, gitar, vokal, dsb dilakukan secara bersamaan. Tetapi pada recording, TIDAK HARUS bersamaan, bisa sendiri sendiri kemudian digabung yang disebut dengan MULTITRACKING. Tiap track harus tidak boleh ada terlambat sepersekian detik dari track yang lain. Untuk alasan inilah, mengapa soundcard yang dipilih harus zero latency.
FAQ
Q : Tips-tips memilih soudcard??
A : Berikut tips-tipsnya
-     Koneksi
Koneksinya sih paling ada 3 macem, yaitu PCI, USB, dan FIREWIRE.
PCI jelas diperuntukkan untuk PC desktop. USB, ini adalah koneksi untuk soundcard eksternal  langsung plug n play dan sangat mudah selain itu sangat cocok untuk mobile recording, dengan laptop ataupun dirumah. FIREWIRE, ini bentuk koneksi yang lebih cepet dari usb. Biasanya membutuhkan firewire port.
-     Kualitas Sampling
Hal yang harus diperhatikan dalam memilih sound card yaitu resolusi dan sample rate-nya, misalkan 16bit/44.1KHz, 24bit/96KHz, 24bit/192KHz dll. Singkatnya semakin besar resolusi maupun sample rate-nya kualitas suara yang dihasilkan akan semakin baik walaupun pada akhirnya lagu akan di-burn ke CD yang hanya memiliki resolusi 16bit/44.1KHz. Biasanya soundcard yang kualitas “Digital Home Recording” mempunyai sampling 24bit/96khz. Jarang yang sampai 192khz. Susah untuk mendengan perbedaannya terutama bagi telinga orang awam, jadi jangan khawatir gunakan angka 24bit/96khz sebagai standart saja.
-     INPUT / OUTPUT
Seberapa banyak input yang bisa diterima secara simultan?
Seberapa banyak output yang bisa dikeluarkan secara simultan?
Semakin banyak jumlah inputnya maka semakin banyak instrumen / sumber suara yang dapat kamu rekam secara bersamaan pada satu waktu, misalkan buat merekam drum dibutuhkan 8 input sehingga snare, tom, floor, kick, crash, chinese, ride, hihat dll dapat direkam secara bersamaan dengan masing-masing track yang terpisah. Tetapi, apabila hanya ingin merekam gitar, bass, vokal atau keyboard secara overdub (satu-persatu / dalam waktu yang ga bersamaan) maka cukup menggunakan sound card yang memiliki 2 input. Selain itu, biasanya sound card juga memiliki fasilitas koneksi yang berbagai macam seperti digital I/O S/PDIF, AES-EBU, MIDI dll
Q : Merk dan Harga??
A : Untuk rentang harga 1-5juta (Februari 2010)
1. ECHO mia midi (PCI)
2. ESI julia (PCI)
3. ECHO audiofire 2 (firewire)
4. ECHO audiofire 4 (firewire)
5. CME matrix K (firewire / usb)
6. ESI duafire (firewire)
7. NATIVE INST audio kontrol 1 (usb)
8. MBOX 2 (usb)
9. EDIROL UA-4FX (usb)
10. LINE6 toneport ux1 (usb)
11. LINE6 toneport ux2 (usb)
12. LINE6 toneport kb37 (usb)
13. PRESONUS inspire 1397 (firewire)
14. APOGEE duet (firewire)
15. M-AUDIO fast track (usb)
16. FOCUSWRITE saffire (firewire)
17. M-AUDIO firewire 410 (firewire)
18. EMU 0202 (usb)
6. Microphone
Microphone adalah alat penerima sumber suara (source) akustik yang diubah menjadi sinyal analog, dialirkan melalui kabel/nirkabel ke PC. Microphone memiliki beberapa type, yaitu Dynamic, Kondensor dan Cardioid. Beberapa Tipe Microphone :
-  Mic type Dynamic atau disebut mic biasa termasuk mic yang memiliki sensitivitas rendah.. Seperti kebanyakan mic yang digunakan untuk keperluan mimbar, karaoke, dll.
-  Mic type Condensor merupakan mic yang sangat sensitive. Jangkauannya sangat kuat, sehingga sering menimbulkan feedback (gaung) dan kemungkinan noise yang timbul cukup besar. Mic jenis ini tidak mampu mengalirkan sinyal bila tidak dibantu oleh Phantom Power yang terdapat pada mic pre –amp, karena sifatnya pasif.
-  Mic Cardioid adalah type yang terbaik untuk kelas rekaman profesional. Type ini sebenarnya sejenis mic dynamic dengan jangkauan terbatas, sensivitas tinggi. Umumnya type ini digunakan untuk take vocal. Suara yang diterima natural dan jernih.
FAQ
Q : Merk dan Harga??
A : Berkisar 1 s.d 5 jt. Seperti merk terkenal BEHRINGER B-2, SHURE KSM 44,
RODE NT-1. Umumnya type ini digunakan untuk take vocal. Suara yang
diterima natural dan jernih.
7. Speaker dan Headphone
Speaker atau sering disebut speaker monitor dalam dunia recording berbeda dengan speaker rumahan atau speaker komputer yang umum. Speaker komputer biasa dirancang untuk mendengarkan lagu sudah jadi. Sudah melalui proses mastering dan mixing. Atau kita mengenalnya sebagai Hi Fi. Tetapi monitor dalam recording kita memerlukan speaker yang disebut dengan speaker Flat. Dan ini harganya memang cukup mahal dan makin kelas makin mahal. Biasanya ini adalah speaker aktif.
Saat mulai mendengarkan maka kebutuhan akan headphone menjadi sangat penting karena pada saat mixing dan mastering kita akan mengatur balance suara dari setiap track. Ingin mengatur tingkat volume, stereo dan bahkan surround masing-masing instrumen.
FAQ
Q : Merk dan Harga??
A : Merek Speaker mulai Samson sampai ke JBL, untuk Headphone sangat
direkomendasikan bermerk Sennheiser. Ada Harga ada kualitas.
Daftar Pustaka



a. Agus Hardiman, Tips Memilih Soundcard!, http://www.musiktek.com/e107_plugins/content/content.php?content.74 28 December 2009

b. Kevin Kemp, Introduction to Digital Home Recording, http://www.kevinkemp.com/homerecordingtutorial/equipment_index.htm

c. Prima, Home Recording,

http://yoyokpm.wordpress.com/2009/03/29/home-recording/ 29 Maret 2009


Kamis, 14 November 2013

Teknik Mixing : Meng-Equalizer untuk balancing Frekwensi

Setiap instrument musik memiliki rentang frequency tertentu. Boosting atau Cutting menggunakan equalizer pada frequency tertentu akan menghasilkan sound yang  berbeda pada semua instrument. Seperti apa rentang/jangkauan frequency tiap instrument? Lanjut aja ;)

Menghilangkan Sound Kotor/Yang Tidak Dibutuhkan
  • Gunakan High Pass Filter/Low Cut untuk track audio yang bersuara gemuruh. Instrument yang biasanya tidak memerlukan suara dibawah 100hz sebaiknya di Low cut, instrument tersebut seperti: Snare, Hi-hat, gitar elektrik dan Vocal. Gunakan Low Pass Filter/High Cut untuk track audio yang memiliki suara noise pada high frequency. Contoh: Bass tidak memiliki suara diatas 8khz dan biasanya justru di atas frequency tersebut hanya suara noise. Suara hiss (desis) instrument lain yang tidak dibutuhkan juga sebaiknya di high cut, tapi jika masih terdengar nyaman di telenga jangan banyak melakukan high cut karena akan mengurangi bright lagu dan suara instrument menjadi tumpul.
  • Cutting pada frequency tertentu sesuai tempat sumber suara kotor tersebut. Biasanya instrument tertentu memiliki suara kotor yang berkarakter/yang tempatnya disitu-situ saja, contoh; sound sibilance pada vocal biasanya di 5000hz-8000hz. Jika masih sulit menghafal, gunakan frequency analyzer untuk mendeteksinya. Untuk mengcut frequency high sebaiknya bentuk bell pada equalizer (Q) jangan terlalu tajam dan menggunakan secara berlebihan karena akan membuat sound menjadi rusak.
Meningkatkan Kejelasan Karakter Sound Instrument
Teknik ini dilakukan dengan cara boosting (menaikkan) frequency masing-masing instrument. Tips:
  • Boosting kick pada 50hz dan bass pada 100hz. Jangan boosting pada frequency yang sama karena akan terjadi penumpukan, dengan membedakannya akan membuat phase menjadi saling melengkapi, dalam bahasa awam sering disebut “kick dan bass kawin”.
  • Boosting snare di 250hz. Akan membuat sound snare menjadi tebal
  • Boosting Hi-hat di 8000hz dan Cymbal di 5000hz. Jangan boosting 2 track ini di frequency yang sama, karena kejelasan karakter masing-masing akan bertabrakan. Dan sebaiknya hi-hat lebih high ketimbang Cymbal, karena hi-hat yang bagus soundnya berkilau dan cymbal yang baik tetap terdengar suara body dari cymbal tersebut.
  • Boosting gitar dan vocal di frequency yang berbeda dengan snare, karena ketiga instrument ini sering bertabrakan frequencynya.
Membuat Separasi Tiap Instrument
Ini adalah bagian terpenting dalam menggunakan equalizer. Caranya adalah dengan membuat tiap track instrument berada pada rentang frequencynya masing-masing. Jika beberapa instrument saling bertabrakan frequency dominannya maka dilakukan cut dan boosting sesuai kebutuhan. Lalu jika ada spasi frequency yang kosong dapat diisi dengan suara instrument (sesuai kreatifitas anda). Intinya adalah frequency dari low hingga hi high terisi penuh tapi masing-masing instrument mengisi rentang frequency dominannya sendiri-sendiri hingga saling melengkapi.
Frequency Tips

Tabel di bawah ini adalah tips agar anda lebih mudah memahami tentang teknik equalisasi dalam memixing lagu. Tips berikut bukan standar, tapi menurut telinga dan pengalaman saya yang berdasarkan buku Art Of Mixing by David Gibson:
Freq uency 40- 100hz 100- 200hz 200- 800hz 800- 1000hz 1 khz- 5khz 5 khz- 8khz 8 khz- 12khz
Kick low bulat kotor

high desis
Hi hat cut cut
kotor
jelas/ garing kilau
Snare cut power kotor

presence
Toms
full kotor
presence high
Floor low full kotor
presence

Over Head cut cut
kotor
jelas/ garing kilau
Bass low bulat kotor body presence high desis
Elektrik gitar cut low/ crunch Kotor/ bulat
menyayat garing desis
Akustik gitar cut Body/ full kotor

kejelasan kilau
Conga boom full


kejelasan
Strings dasar full kotor
digital kejelasan kilau
Piano dasar full kotor
kotor/ presence kejelasan harmonic
Organ dasar full kotor

garing
Vocal gemuruh power kotor
presence kejelasan/ sibilance kilau/ desis

Untuk mulai melakukan cutting atau boosting menggunakan equalizer, dengarkanlah dahulu track yang hendak di equalisasi, setelah benar-benar tau apa yang ingin dilakukan lalu mulailah mengequalisasi. Artinya, gunakan equalizer sesuai tujuan, jangan digunakan untuk memanipulasi suara, karena salah dalam mengcut atau boosting kadang membuat sound bagus justru menjadi tidak enak didengar. Maka tetap percayalah pada apa yang anda dengar.

Selasa, 12 November 2013

EQ Mixing

Kick Drums (Bass Drums)

Kick Drums merupakan heartbeat yang membuat suatu musik terkesan lebih ber-ritme. Kick Drums memiliki suara khas yang ngebass tapi juga memiliki klik (suara tick). Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan mengurangi frekuensi medium dari instrumen ini, sehingga bass dan suara klik lebih kental terasanya. Saya sarankan untuk menambah 2 sampai 4db pada 350hz-450hz, mengurangi frekuensi lainnya, dan menambahkan 2db pada 2khz-3khz untuk memperkental suara klik.
 

Snare

Seperti Kick Drums, Snare juga berperan dalam ritme suatu musik. EQ yang asal-asalan membuat suara Snare menjadi sangat tipis. Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan menambah 2-3dB pada "sekitar" frekuensi 80hz, kecilkan 2-3dB antara 350-450hz. Untuk menambah cerahnya suara instrumen ini jangan lupa menambah 1-2dB pada 5khz. Jangan lupa menambahkan kompresi dengan attack sekitar 2ms, dan release sekitar 11ms. Bila perlu tambahkan sedikit reverb tapi jangan berlebihan.
 

Hi-Hat

Ketika cymbal lebih berperan pada bang atau pemisah bar, hi-hat lebih berperan pada ritme tempo. Pastikan suaranya lebih jernih tanpa menjadikannya sangat keras (Jangan seperti Kick & Snare). Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan mematikan frekuensi di bawah 200hz dan menaikkan 1-3dB antara 6khz dan 8khz, gunakan telinga untuk merasakan hasilnya (cara terbaik pada waktu mixing =D>).
 

Low (Floor) Tom

Mixing yang baik dapat membuat perbedaan antara drums fill dan drums solo tanpa perbedaan yang mencolok pada pendengaran. Cara terbaik mixing instrumen ini adalah mengurangi sekitar 12db sekitar 500hz, menambah 4-6dB sekitar 3khz, jangan lupa tambahkan kompresi dengan rasio 4.5:1, attack yang lebih lambat 120ms, dan release 90ms.
 

High (Rack) Tom

Seperti halnya Low Tom tapi High Tom memiliki frekuensinya sendiri, Cara terbaik mixing instrumen ini adalah mengurangi 10dB pada 600hz, menambah 7dB sekitar 2khz, dan kompresi dengan rasio 6:1, attack yang lebih cepat dari pada Low Tom yaitu sekitar 100ms, dan release yang sangat cepat sekitar 25ms.
 

Overheads

Overheads menampung dua audio, yaitu yang dihasilkan cymbals dan suara-suara khas dari instrumen drums lainnya (misalnya resonansi suara pedal bass drum, suara stick drums yang mengenai logam pada drums, sampai suara resonansi ruangan, dll). Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan mematikan frekuensi dibawah 40hz, menambah 5dB sekitar 100 dan 200hz, jika dibutuhkan tambah 1-2db pada 5khz untuk menambah kecerahan suara. Untuk kompresi, set dengan rasio 3:1, attack 110ms, dan release 70ms.
 

Vocal

Vocal merupakan audio yang selalu dimixing terdepan, yang tingkat terdengarnya sangat tinggi, tapi bukan berarti vocal ini harus menutupi instrumen lainnya. Cobalah bermain pada frekuensi 120hz dan 200 sampai 240Hz, naikkan beberapa db pada 5khz untuk meningkatkan presence, dan jangan lupa juga pada 7.5 sampai 10khz untuk menampilkan suara khas suatu vocal. Gunakan telinga untuk mengamati mixing yang terbaik.
 

Guitar

Guitar biasanya akan menutupi kehadiran vocal bila tidak di mixing dengan baik, untuk menghindari hal tersebut, turunkan atau matikan frekuensi 1khz dan 5khz, tambah sedikit pada 100hz dan 250hz, juga antara 10khz dan 12khz, jangan lupa untuk bermain pada frekuensi 240hz, 2.5khz dan 8khz untuk membuat suanyanya lebih berisi. Untuk guitar akustik jangan lupa bermain pada 2khz, 120 sampai 200hz, dan mengurangi atau mematikan 7khz sampai 10khz. Sekali lagi, peranan telinga sangat penting dalam melakukan mixing instrumen ini.
 

Bass

Bass merupakan instrumen penting untuk menyatukan instrumen menjadi lebih erat, secara tidak langsung juga mempengaruhi perasaan pada ritme musik. Bermainlah pada frekuensi 60 sampai 80hz, tambah beberapa db pada 700hz sampai 1000hz, jangan lupa untuk menambah beberapa db pada 2.5khz, Ingat Bass bukan berarti semuanya frekuensi rendah, jangan menambah terlalu banyak frekuensi rendah pada instrumen ini, karena hanya akan mengakibatkan hasil suara yang muddy (berdengung) dan terkesan kecil.
 

Minggu, 10 November 2013

Alat Home Recording

Ada beberapa alat kecuali alat-alat instument (alat-alat intsrument seperti drum, guitar, bass, dll) yang dibutuhkan dalam pembuatan home recording, beberapa di antaranya:


1. Sebuah komputer:  
Tentu saja kita amat sangat membutuhkan komputer, karena yang saya bahas disini adalah rekaman berbasis digital. Semua mulai dari tunner, pemilihan fx guitar maupun bass, drum, editing, mixing, mastering kita lakukannya dengan bantuan komputer. Oleh karena itu alangkah baiknya bila komputer yang digunakan memiliki spek yang baik. Kenapa? Karena untuk melakukan kegiatan itu semua akan memberatkan kinerja processor, ram, maupun hardisk.

Lalu bagaimana bila tidak mempunyai komputer yang mid-end hingga high-end?? Jangan berkecil hati dulu. Dahulu waktu saya pertama kali belajar recording komputer saya sbb:
Processor: intel celeron p4 1,8 ghz
Ram: SDRAM 256mb
Hardisk: ATA 40 gb
Soundcard: onboard (akan lebih jauh dibahas di poin 2)

Lalu pelan-pelan saya upgrade:
Processor: intel pentium D 3ghz
Ram: ddr2 2gb
Hardisk: SATA 80 gb 7200rpm
Soundcard: Sound Blaster 7.1 (akan lebih jauh dibahas di poin 2)


Lalu sekarang saya memakai
Processor: intel dual core 2,66ghz< Ram: ddr2 2gb
Hardisk: SATA 250 gb 7200rpm
Soundcard: ESI Juli@ PCC 192khz 24bit (akan lebih jauh dibahas di poin 2)


2. Soundcard / conveter / audio interface    
Soundcard dalam bahasa indonesia adalah kartu suara. Apa itu? Apa gunanya? Dan bagaimana cara kerjanya?
Soundcard adalah suatu komponen yang terdapat dalam PC yang bertugas untuk menunjang fungsi suara dalam PC multimedia. Sound card merupakan periferal yang terhubung ke slot ISA atau PCI pada motherboard, yang memungkinkan komputer untuk memasukkan input, memproses dan menghantarkan data berupa suara. Seperti halnya VGA card, sound card pun memiliki beragam bentuk, macam dan jenis.

Fungsi soundcard adalah sebagai synthesizer, sebagai MIDI interface, pengonversi data analog ke digital (misalnya merekam suara dari mikrofon) dan pengkonversi data digital ke bentuk analog (misalnya saat memproduksi suara dari spiker). Dan biasanya terdapat pada komputer-komputer yang bercirikan Multimedia. Sedangkan cara pengangkutan suara biasanya menggunakan tiga cara, yaitu :
1. Melalui teknologi frequency modulation (FM) atau Sintesa lewat FM adalah cara yang paling efektif untuk menghasilkan suara yang jernih. Suara disimulasikan dengan menggunakan bilangan algoritma untuk menghasilkan sine wave, alias gelombang yang lentur sehingga menghasilkan suara yang mirip suara sumber aslinya. Misalnya, suara denting gitar akan disimulasikan dan hasilnya akan mendekati suara asli.
2. Cara wavetable adalah merekam suara yang tersimpan pada chip kartu suara, dan meneruskannya ke spiker.
3. Synthesizing secara fisik berarti suara disimulasikan melalui prosedur programming yang kompleks.

Cara Kerja Soundcard yaitu
ketika anda mendengarkan suara dari sound card,data digital suara yang berupa waveform .wav atau mp3 dikirim ke sound card. Data digital ini di proses oleh DSP (Digital Signal processing : Pengolah signal digital) bekerja dengan DAC (Digital Analog Converter :Konversi digital ke Analog ). Mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog, yang kemudian sinyal analog diperkuat dan dikeluarkan melalui speaker.

Ketika anda merekam suara lewat microphone. suara anda yang berupa analog diolah oleh DSP, dalam mode ADC ( Analog Digital Converter : Konversi analog ke digital). Mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital yang berkelanjutan. Sinyal digital ini simpan dalam format waveform table atau biasa ditulis Wav(wave) dalam disk atau dikompresi menjadi bentuk lain seperti mp3.

sumber: dari berbagai sumber.


Untuk lebih jelas silahkan lihat gambar


Gambar diatas merupakan contoh gambar soundcard onboard (onboard = yang menempel pada motherboard)




Gambar diatas merupakan contoh gambar soundcard PCI



Gambar diatas merupakan contoh gambar soundcard USB dan FIREWIRE


Beberapa orang dan sound engineering (sound engineering=operator rekaman / orang yang bekerja untuk merekam audio, memperbaiki audio maupun membuat sebuah jinggle dll) menyebut soundcard dengan nama CONVETER ataupun AUDIO INTERFACE karena belum tentu sebuah CONVETER ataupun AUDIO INTERFACE berupa "kartu" yang dipasang di motherboard pada cpu komputer, karena saat ini CONVETER atau AUDIO INTERFACE ada yang berupa box, mixer dan lain-lain (soundcard eksternal). 

Tapi saya akan menggunakan kata soundcard untuk mempermudah penjelasan.

Di sebuah soundcard ada beberapa lubang (untuk soundcard onboard maupun multimedia diberi warna yang berbeda untuk membedakannya), lubang-lubang tersebut mempunyai fungsi masing-masing.

Untuk soundcard onboard dan multi media contohnya sound blaster audigy dll banyak sekali kekurangan kekurangannya (untuk belajar mungkin masih bisa dipakai, namun bila ingin serius dan ingin hasil yang lebih memuaskan, tidak disarankan memakai soundcard2 tersebut).
Kekurangan-kekurangannya adalah:
1. Kualitas untuk merekam suara kurang bagus, banyak nya noise yang sudah pasti mengalahkan suara yang ingin anda rekam. biasanya soundcard onboard hanya bisa merekam maksimal 16bit), coba saja dibandingkan dengan soundcard yang memang di tujukan untuk spesialis rekaman yang bisa merekam maksimal 24bit bahkan 32bit!. sample rate? biasa nya soundcard onboard mempunyai sampling rate yang kecil, 44,1Khz, walaupun ada yang lebih seperti 48Khz namun tetap saja soundcard tersebut tidak disarankan untuk dipakai rekaman)

2. Latency, atau beberapa orang menyebutnya delay. walaupun bisa di akali dengan driver ASIO4ALL namun tetap saja masih terasa latencynya.

3. Koneksi masih menggunakan jack 3,5mm Sedangkan instrumen musik pakai jack 1/4 atau kabel XLR atau kabel TRS.walaupun bisa diakali dengan extention, namun belum tentu extention tersebut malah membantu, bisa saja malah membuat hasil rekaman anda semakin tidak bagus.

4. Kualitas AD/DA converter yang tidak di peruntukan untuk rekaman professional

sumber ide untuk menulis kekurangan tersebut  dari forum musiktek

Untuk soundcard khusus untuk recording biasa nya mempunyai spek yang berbeda-beda menurut kebutuhan. Jadi menurut saya, hal yang pertama kali anda beli adalah sebuah SOUNDCARD atau CONVETER atau AUDIO INTERFACE sesuai budjet dan kebutuhan. Semakin khz dan bit depth nya besar, akan semakin baik sample / materi yang anda rekam. (untuk soal colour dan lain-lain jangan segan-segan bertanya pada toko alat musik yang anda kunjungi)

Yang dimaksud dengan kebutuhan diatas adalah berapa channel IN PUT dan OUT PUT yang ada butuh kan (misalnya untuk merekam drum anda membutuhkan minimal 8 channel INPUT). Namun menurut saya bila hanya untuk home recording / membuat studio dirumah atau kamar anda, 2 CHANNEL INPUT sudah lebih dari cukup. Untuk drum kita bisa memakai PLUGINS / VSTi seperti Addictive drum, Fxpansion BFD2, dan lain-lain..

3. Speaker monitor
Speaker monitor untuk rekaman / recording sangat berbeda dengan speaker multimedia. speaker multimedia biasanya melebih-lebihkan / mem-boost frequency tertentu. Biasanya speaker-speaker tersebut mem-boost pada low frequency (bass) dan high frequency (treble). Sedangkan untuk rekaman / recording membutuh kan speaker FLAT yang jujur pada frequency alias tidak melebih-lebihkan atau memboost pada frequency tertentu. Untuk mempunyai speaker yang flat mungkin akan memberatkan kantong anda. Cara mengakalinya adalah (walaupun tidak di rekomendasikan untuk tidak  menggunakan speaker yang tidak flat) 

A. Kenali speaker anda.
Kenali karakter speaker yang anda punya, apakah speaker anda mem-boost low frequency ataupun mem-boost high frequency. Karakter speaker anda, hanya anda yang mengenali dan mengerti. Gunakan feeling dan mulailah mempercayai speaker anda dikit demi sedikit. 

B. Sering-sering mendengarkan lagu-lagu referensi anda di speaker yang anda punya.
Karakter speaker anda akan mulai anda hapal seiring dengan waktu. Sering-sering lah mendengarkan lagu-lagu yang telah direkam, dimixing dan dimastering oleh para professional. 

C. Kenali karakter ruang kamar anda.
Tidak dipungkiri, studio-studio professional menggunakan tata ruang akustik yang telah di perhitungkan dengan baik. Bass trap, difusser, dan lain-lain akan menghiasi studio-studio mereka. Seperti yang diterang kan diatas, dengan sering-sering mendengarkan lagu referensi anda, anda akan lebih mengenal karakter ruangan anda.

4. Preamp
preamp digunakan untuk meningkatkan gain signal input sebelum masuk ke soundcard. bisa juga digunakan untuk coloring. kalau saya menggunakan preamp untuk mengambil panthom powenya saja. panthom power dibutuh kan bila kita mengunakan mic condensr untuk rekaman.

Gambar diatas merupakan contoh gambar preamp dari behringer "tube ultragain mic200"


Untuk yang belum bisa membeli preamp, kita dapat mengakali dengan mengganti preamp dengan efek / FX stombox yang di bypass. FX yang di bypass / tidak dihidupkan / tidak di on kan bunyi efek nya (misalnya anda mempunyai FX stombox metalzone yang sangat sangar untuk distort, jangan gunakan distort nya, namun cleannya saja, jadi istilahnya hanya "numpang lewat"), akan membantu menaikan gain dari source audio.

Gambar diatas merupakan contoh gambar FX stombox dari BOSS "Metal Zone MT-2"

5. Kabel
Jangan anggap sepele soal kabel. Kabel murahan akan membuat hasil rekaman anda dikalahkan dengan suara noise, dengung dan lain-lain. Belilah kabel yang bagus bila anda ingin hasil rekaman anda terdengar layaknya rekaman professional.

6. Mic untuk vokal
Mic adalah alat yang digunakan untuk menangkap suara atau signal.
Vokal adalah elemen penting dalam suatu lagu. Pendengar akan merasa kecewa apabila dalam suatu lagu yang aransement nya bagus, suara audio instrument bagus, namun suara audio vokal yang tidak bagus. Dan mungkin pendengar tidak akan kembali mendengar lagu anda untuk kedua kali nya karena telanjur kecewa dengan kualitas suara audio vokal di lagu anda.

Mic yang ada saat ini ada beberapa macam yaitu Dynamic, Condenser, dan lain-lain

Untuk memilih dan membeli mic, sesuaikan dengan kebutuhan, karakter dan budget yang anda punya. Bila ingin membeli jangan segan-segan untuk bertanya pada toko musik yang anda kunjungi, tentang karakteristik mic, butuh panthom power atau tidak dan lain-lain. 
Tambahan:
-untuk merekam vokal, dianjurkan menggunakan pop filter dan stand mic


Agar suara yang direkam tidak naik turun dikarenakan vokalis band anda menyanyi menjauh dan mendekat antara mulut dan mic.

huh, capek juga yah....  :D
nanti saya akan melunasi hutang saya yang satu lagi, yaitu tentang software yang dibutuhkan untuk rekaman. tapi nanti.... saya harus refreshing dulu :D

oke semoga bermanfaat.
salam.
sumber:distorsi.net

Pengenalan Compressor

Beberapa bagian Compresor adalah :
  • Attack
  • Release
  • Ratio
  • Threshold
  • Output
  • Attenuation
Oke kita perjelas masing-masing bagian

ATTACK

Waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan compressor nya. Satuan yang biasa digunakan adalah ms (mili second). Namun bisa juga menggunakan satuan second. Apabila kita mensetting attack pada 0ms berarti pada setting ini tidak akan ada attact sama sekali, dan sinyal yang diterima akan langsung di compress oleh compressor. Compressor yang disetting attack time nya pada 0ms akan membuat sound terasa tumpul, karena tidak akan ada attack sama sekali, apabila ingin attack lebih banyak, maka perlambatlah attack time.

RELEASE

Release adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengkompress sebelum melepaskan efek compressor untuk kemudian mengkompress kembali. Satuan yang dipakai release adalah ms (mili second) atau sec (second). Seandainya release time di setting terlalu singkat, maka sinyal belum dikompress dengan baik, eh sudah dilepas kembali. Akhirnya nanti sound nya seperti pumping (terpompa). Seandainya release time lambat, sinyal akan terkompress kembali padahal belum dilepas, jadi pada saat setting release kita harus hati-hati mengkombinasikan antara attact dan release time.

RATIO

Perbandingan sinyal in dan out (sinyal masuk dan keluar). Ratio dimulai dari 1:1 sampai unlimited. 1:1 berarti apabila sinyal yang masuk 2dB maka yang keluar tetap 2dB. 2:1 apabila sinyal yang masuk 2dB maka yang keluar adalah 1dB (karna perbandingan atau ratio nya 2:1.
Nah semakin tinggi perbadingan atau ratio maka fungsi compressor akan berubah menjadi limiter.

THRESHOLD

Level dimana compressor mulai berkerja atau aktif. Lever dimulai dari angka 0dB hingga dengan unlimited. Kalai seandainya kita mensetting threshold diangka 0 artinya si compressor akan aktif atau belertja disaat sinyal menyentuh angka 0dB. Namun apabila sinyal tidak menyentuh angka 0 berartis si compressor belum bekerja. Level threshold tergantung pada sinyal. Semakin kecil sinyal maka threshold nya pun diset makin besar.

OUTPUT

Output ini dapat dikatan gain, terkadang kita sudah menaikan fader hingga maksimum tetapi sound terasa kurang kencang. Kita dapat menggunakan output dari compressor untuk menaikan level volume.

ATTENUATION

Biasanya dinamakan juga Gain Reduction. Digunakan untuk melihat berapa dB sinyal yang sudah terkompress setiap kali menyentuh threshold. Semakin tinggi dB nya berarti semakin banyak sinyal yang terkompress.
Lalu sebenarnya bagaimana cara setting Attack-Ratio-Release-Treshold ?
Tidak ada aturan dan paten yang menjelaskan. Gunakan feeling dan kuping kita sebaik-baiknya.

Fast tempo = Fast attack - Fast release
Medium tempo = Medium attack - Medium release

Slow tempo = Slow attack - Slow release

Tapi tips diatas tidak selamanya berfungsi oleh semua lagu, seperti yang saya katakan diatas, tetap gunakan feeling dan telinga anda. Setting Ratio boleh dimulai 2:1 dan didengar terlebih dahulu, sound nya sudah bagus atau belum, kalau masih kurang tambahkan sedikit demi sedikit.

Disarikan dari musiktek dan dolphindaw

Pengenalan EQ

Secara definisinya, mengatur equalizer adalah proses mengangkat (boosting/enhancing) atau menurunkan (cutting) gain dari frequency tertentu tanpa mempengaruhi frequency – frequency lainnya. Untuk dapat mengerti cara mengatur equalizer pada saat mixing maupun mastering, sebelumnya anda perlu memahami pengaruh atau efek dari beberapa range frequency bagi sebuah instrument ataupun lagu secara keseluruhan.
Range- range frequency tersebut dapat dijadikan sebagai acuan pengaturan equalizer pada proses mixing maupun mastering


Range frequency 40 Hz – 80 Hz : range frequency sub bass atau low bass

Range frekuensi terendah yang biasa ada dalam sebuah lagu adalah range frekuensi 40 – 80 hz dengan pengaturan equalizer yang dipusatkan di sekitar 50 hz . Range frekuensi ini dinamakan range frekuensi sub bass / low bass. Memang banyak suara yang memiliki frekuensi sekitar 20 – 40 hz, namun suara tersebut biasanya bukanlah suara dari alat musik (kecuali untuk beberapa jenis pipe organ). Kick drum, bahkan bass guitar pun tidak memiliki frekuensi di range tersebut (nada terendah dari senar bass guitar memiliki frekuensi 41 hz). Dengan demikian pada banyak kasus, range frekuensi 20-40 hz dipangkas habis menggunakan HPF (high pass filter) atau low cuts filter.
Range frequency sub bass / low bass umumnya diatur dengan equalizer untuk memberikan “power” kedalam sebuah instrument ataupun keseluruhan lagu. Range frekuensi tersebut tidak akan terdengar jelas ketika anda mendengarkan lagu pada level volume yang pelan ataupun mendengarkan lagu menggunakan speaker kecil. Dengan demikian, agar anda dapat mengatur range frekuensi sub bass / low bass dengan benar, maka anda harus mengatur equalizer sambil mendengarkannya pada level volume yang keras, kemudian mencobanya pada level volume yang dipelankan. Sebaiknya anda juga mendengarkannya pada speaker stereo system yang besar maupun kecil sebagai perbandingan.


80 Hz – 250 Hz : bass range frequency

Mengatur equalizer pada range frekuensi bass yang berkisar antara 80-250 hz dengan pengaturan equalizer yang umumnya dipusatkan pada frequency sekitar 100 hz atau 200 hz, akan mempengaruhi “ketebalan” dari sebuah instrument ataupun sebuah lagu .Pada track guitar dan bass guitar, dinaikkannya gain di sekitar frekuensi 100 hz biasanya akan menambah suara terdengar lebih “bulat”. Namun anda harus berhati-hati karena jika anda memberikannya secara berlebihan akan membuat suara guitar ataupun bass guitar terdengar “berdentum”.
Pada beberapa kasus, gain di sekitar frekuensi 100 hz pada track guitar bahkan diturunkan untuk membuat suara guitar tersebut terpisah dari suara bass guitar, dan mengurangi suara dentuman dari track tersebut. Namun konsekuensinya adalah not - not yang dimainkan pada range frekuensi tersebut menjadi terdengar samar. Biasanya, untuk membuat not – not tersebut kembali terdengar jelas, anda perlu menambahkan sedikit gain pada frekuensi disekitar 200 hz.
Pada track vocal, frekuensi di sekitar 200 hz menentukan keutuhan dari suara vocal yang direkam. Namun frekuensi di range ini seringkali dipotong agar suara vocal terdengar terpisah dari instrument-instrument lain. Kecuali jika anda telah mengatur equalizer dan menaikkan gain di frekuensi high pada track vocal dan membuat suaranya terdengar tipis, dinaikkannya gain di sekitar frekuensi 200 hz biasanya akan mengembalikan ketebalan suara vocal tersebut.

250 Hz – 500 Hz : lower mid range frequency

Mengatur equalizer pada frekuensi di sekitar 250 – 500 hz dapat memberikan aksen pada ambience di studio rekaman anda serta menambahkan kejernihan pada suara bass dan instrument string yang bernada rendah seperti cello, ataupun nada rendah dari piano dan organ.
Penambahan gain yang berlebihan di range frekuensi ini dapat membuat kick drum dan tom terdengar seperti terbuat dari kardus atau karton, sehingga untuk track – track tersebut serta track cymbal frekuensi lower mid biasanya dipangkas habis.
Pada umumnya, pengaturan equalizer di low mid range dapat dilakukan di frekuensi apa saja di sekitar 250 – 500 hz namun lebih sering dipusatkan disekitar frekuensi 300 dan 400 hz. Bagian terendah dari range frekuensi lower mid ( 250 hz – 350 hz ) disebut juga dengan range frekuensi upper bass yang biasa dinaikkan pada track vocal terutama vocal wanita untuk membuat suaranya terdengar lebih tebal.
500 Hz – 2 kHz : mid range frequency

Mengatur equalizer di mid range sering di lakukan untuk membuat suara instrument terompet ataupun yang berkarakter hampir sama terdengar jelas (biasanya sekitar 500 hz sampai 1 khz), atau untuk membuat efek suara telephone. Penambahan gain di mid range juga dapat menambah attack dari track bass guitar (biasanya di 800 hz dan 1,5 khz). Sama halnya dengan nada - nada rendah dari track rhythm guitar yang juga dapat terdengar lebih memiliki attack jika gain di frequency 1,5 khz dinaikkan.
Untuk instrument guitar, piano dan vocal, gain dari mid range frequency ini lebih sering di turunkan. Menurunkan gain di frequency 500 – 800 hz untuk track gitar akustik dapat membuatnya terdengar lebih jernih, sementara menurunkan gain di frequency 800 hz pada track vocal dapat menurunkan suara sengau serta membuatnya terdengar lebih “bulat” dan jelas.
Untuk track snare drum, penurunan gain di frequency 800 hz dapat menghilangkan kesan suara kaleng.


2 kHz – 4 kHz : upper mid range frequency

Range frequency ini menentukan efek attack dari rhythm instrument juga percussive instrument. Pengaturan equalizer dapat diaplikasikan di frekuensi mana saja di range ini, namun biasanya dipusatkan sekitar frequency 3 kHz.
Pada kick drum, menaikkan gain di frequency 2,5 kHz dapat memberikan attack pukulan dengan karakter felt beater, sementara 4 kHz memberikan karakter hardwood. Frekuensi – frekuensi ini dapat pula memberikan attack lebih jelas pada tom dan snare.
Track guitar pun seringkali diberikan sedikit attack dan pemisahan suara dengan cara mengatur equalizer di range ini. Sementara untuk track vocal, sedikit boosting ( sekitar 1 dB – 3 dB) di mid range akan membuat vocal tersebut terdengar lebih menonjol. Namun menambahkan gain terlalu berlebihan dapat membuat syllables dari vocal sulit untuk di reduksi dan membuatnya tidak enak didengar. Pada track background vocal, umumnya mid range frequency di turunkan agar terdengar lebih “transparan“.


4 kHz – 6 kHz : presence range frequency

Mengatur equalizer pada frequency di range ini dapat membuat track vocal ataupun instrument melodi lainnya terdengar lebih dekat dan lebih jelas. Namun jika berlebihan dapat membuat suaranya terdengar kasar. Pengaturan equalizer di range ini umumnya dipusatkan disekitar frequency 5 kHz.


6 kHz – 20 kHz : treble range frequency

Pada dasarnya, range treble frequency ini menentukan kejernihan dari instrument. Pengaturan equalizer di range ini biasanya dipusatkan di sekitar frequency 7 kHz, 10 kHz dan 15 kHz. Suara “S” pada vocal biasanya memiliki frequency sekitar 7 kHz, membuat frequency tersebut biasanya diturunkan. Namun anda harus hati-hati pada saat menurunkannya karena dapat membuat vocal terdengar “tumpul”. Breath sound dari track vocal biasanya terdengar di frequency 15 kHz keatas. Pada garis besarnya mengatur equalizer untuk track vocal adalah menghilangkan aksen “S” yang terlalu kasar dan memberikan breath sound yang berkualitas.
Frequency 7 kHz juga merupakan “metallic attack” dari frekuensi drum, sementara 15 kHz merupakan desisan bagi track cymbals. Ketika mengatur equalizer secara keseluruhan, frequency 10 kHz digunakan sebagai penambah level kejernihan secara umum.

Sumber: ronamusika.com

Cara Mixing

Mixing merupakan sebuah proses pengaturan agar track-track audio terdengar balance satu sama lain. Proses ini merupakan sebuah proses kreatif yang sebenarnya sangat subjektif, serta bergantung pada genre musik yang sedang dikerjakan. Dengan demikian tutorial cara mixing lagu ini tidak dimaksudkan untuk menjadi aturan baku yang membuat anda dapat secara instant memiliki kemampuan mixing lagu secara sempurna ( karena mixing sempurna tergantung dari taste, art, telinga yang baik, latihan, jumlah sachet kopi instant serta batang rokok :)), namun paling tidak dapat dijadikan sebagai sebuah panduan umum untuk mengetahui darimana memulai, serta menentukan arah proses tersebut.

Langkah langkah yang akan saya bahas dibawah merupakan cara mixing lagu yang biasa saya lakukan di studio (dan rasanya sebagian besar studio engineer menggunakan langkah yang sama) hanya secara garis besarnya . Langkah-langkah detail cara mixing drum, cara mixing bass guitar, cara mixing vocal dan lain-lain dapat anda temukan pada artikel saya lainnya di blog ini.

Langkah pertama – mixing drum

Langkah pertama adalah mixing drum. Berikut adalah cara yang biasa saya gunakan untuk mixing drum :
Pertama mute semua track yang ada, kemudian aktifkan semua track drum kit (cymbals, hi-hat, tom dsb). Geser slider pan pada kedua track overhead cymbal ke kiri dan ke kanan sesuai urutannya. Biarkan slider pan pada snare dan kick tetap di tengah. Kemudian geser pan dari elemen drum lain sesuai dengan posisi standarnya, misalnya suara hi-hat di sebelah suara snare, tom 1 di sebelah tom 2, dst.
Compress semua track drum tersebut, kecuali track cymbals. Kemudian atur equalizer semua track drum tadi satu persatu.
Hal yang perlu diingat ketika mengatur equalizer drum, bahwasanya instrument-instrument lain seperti vocal, guitar, piano, keyboard dll nantinya harus memiliki frekuensi tersendiri. Dengan demikian akan jauh lebih baik jika frekuensi dari setiap elemen drum yang nantinya akan digunakan oleh instrument lain dipotong terlebih dahulu.
Setelah proses Compress dan EQ selesai, atur level volume semua track drum sehingga terdengar balance. Effect reverb biasanya diberikan hanya jika benar-benar dibutuhkan. Sebisa mungkin drum tidak diberikan effect apapun agar pukulannya tedengar jelas. Kalaupun terpaksa memberikan effect karena perlu memberikan kesan live biasanya reverb hanya diberikan pada snarenya saja.

Langkah kedua - mixing bass guitar

Langkah berikutnya adalah mixing bass guitar kedalam lagu. Cara mixing bass guitar didalam sebuah lagu adalah sebagai berikut:
Nyalakan track bass dan biarkan pan tetap ditengah. Compressing pada track bass ini sebenarnya tidak terlalu perlu (kecuali jika suaranya benar-benar terdengar naik turun). Andaikan terpaksa mengcompress track ini, maka konfigurasi compressor harus diatur secara hati-hati agar suara dentuman dari petikkan senar bass tidak terdengar lemah.
Setelah selesai dikompresi, berikutnya adalah mengatur EQ untuk bass tersebut. Mengatur EQ pada bass biasanya akan sedikit lebih sulit dikarenakan range frekuensi yang ditempati bass guitar hampir sama dengan range frekuensi yang ditempati oleh kick drum. Pada kondisi ini biasanya saya bereksperimen disekitar frekuensi low – mid untuk membuat kedua instrument tersebut tetap terdengar terpisah satu sama lain.
Terakhir, mengatur level volume bass tersebut hingga sama keras dengan level volume drum. Pada tahap ini biasanya suara bass akan terdengar terlalu keras, namun anda tidak perlu kuatir karena ketika semua instrument selesai di mix, maka hal tersebut tidak akan terlalu mencolok.

Langkah ketiga – mixing vocal

Setelah bass dan drum selesai di mixing, proses berikutnya adalah mixing vocal.
Pada saat mixing vocal, compressor mungkin diperlukan untuk mengatasi fluktuasi suara yang terjadi pada saat proses perekaman.
Atur EQ sehingga suara vocal berada disekitar range frekuensi 2500 Hz. Frekuensi dibawah 80 Hz biasanya perlu dipotong untuk menghilangkan noise.
Track vocal mungkin akan terdengar lebih baik jika diberikan sedikit reverb atau delay, namun reverb/delay tersebut harus diatur agar tidak terlalu panjang ataupun terlalu berlebihan Beberap musisi biasanya menggunakan effect plate reverb atau slapback delay pada track vocal, namun hal tersebut bukan suatu acuan karena akan sangat bergantung pada selera anda serta kebutuhan lagu.

Langkah keempat – mixing guitar

Proses selanjutnya adalah mixing track guitar. Pada saat mixing guitar, track rhythm guitar umumnya diduplikasi menjadi dua track yang kemudian di-pan ke kiri dan kanan agar terdengar lebih tebal, sementara lead gitar di duplikasi menjadi dua track yang diposisikan sedikit ke kiri dan sedikit ke kanan.
Suara gitar memiliki peak natural pada frekuensi sekitar 4 kHz, hal tersebut dapat dijadikan acuan pada saat menggunakan EQ. Compressor yang digunakan secara berlebihan pada track guitar dapat membuat noise.
Terakhir, atur level volume guitar sehingga tidak bertabrakan dengan suara vocal.

Langkah kelima – mixing instrument keyboard, piano dan instrument lainnya

Langkah kelima adalah mixing keyboard, piano, serta instrument-instrument lainnya. Pada saat mixing dilakukan pada sisa track-track instrumen tersebut, nyalakan satu persatu dan bereksperimenlah dengan posisi panning. Satu hal yang harus dipehatikan adalah : pada saat setiap kali salah satu instrument ditambahkan kedalam lagu, maka natural peak dari instrument tersebut akan bercampur dengan track lain. Untuk mengatasi situasi ini , yang biasanya dilakukan adalah mencoba menambah maupun mengurangi level volume track, mengatur ulang equalizer ataupun effect lain sesuai kebutuhan, namun dengan tetap menjaga eksistensi suara drums, bass dan vocal.

cara mengatur EQ

Memang pada prakteknya cara mengatur equalizer akan sangat bergantung dari karakter sound yang telah direkam, karakter sound yang ingin dicapai, keselarasan sebuah sound dengan sound lainnya, genre music yang di mixing dan lain lain, namun bagaimanapun saya pikir tidak ada salahnya untuk memberikan informasi tentang cara mengatur equalizer ini, yang paling tidak dapat dijadikan sebagai starting point pada saat mixing track per track ataupun finalizing pada saat mastering nantinya. Jadi pada artikel-artikel saya selanjutnya saya akan coba memberikan panduan bagaimana cara mengatur equalizer track per track, instrument per instrument. Namun sebelum itu, terlebih dahulu saya ingin memberikan informasi tentang beberapa jargon yang merupakan prinsip dasar dalam mengatur equalizer yaitu memfilter, memotong dan menaikkan gain frekuensi.

Filtering

Filtering merupakan istilah untuk memangkas habis gain dari frekuensi-frekuensi tertentu. Filtering yang paling umum digunakan adalah filter untuk memotong frekuensi low yang biasa disebut dengan low cuts (disebut juga dengan high-pass filters) dan filter untuk memotong frekuensi high yang disebut dengan high-cuts (disebut juga dengan low-pass filters).
Filter lain yang juga sering digunakan adalah band-pass filters yang berarti meninggalkan frekuensi tertentu yang diinginkan sambil memangkas habis frekuensi lainnya, dan notch filters yang berarti memangkas habis salah satu frekuensi

Cutting

Memperbaiki sound biasanya dilakukan dengan cara mencari frekuensi yang bermasalah dan memotong atau menurunkannya menggunakan equalizer. Proses ini disebut dengan cutting. Selain memperbaiki sound, proses cutting frekuensi menggunakan equalizer juga biasa dilakukan untuk memberi ruang untuk ditempati oleh instrument lain agar dapat terdengar terpisah satu sama lainnya. 

Boosting atau Enhancing

Dalam sebuah lagu terkadang ada salah satu atau beberapa track instrument ataupun vocal yang ingin lebih ditonjolkan, dipoles ataupun diberi karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menaikkan beberapa frekuensi “kunci” dengan equalizer, misalkan dengan menaikkan frekuensi 5 kHz agar track vocal terdengar lebih jelas, menaikkan frekuensi 2-4 kHz pada kick drum agar lebih terdengar memiliki “metal sound” dan lain-lain. Proses menaikkan gain salah satu atau sebagian frekuensi ini disebut dengan boosting atau enhancing.

Sumber: bdfekace.com